LEAK
Berdasarkan arti katanya Leak
berasal dari kata :
LE : artinya luih
YE : Hyang atau Tuhan Yang Maha Esa
KA : Bermakna kanda atau hurup
kelima yang juga diartikan mata angin.
Jika digabungkan katanya maka
mengandung makna pikiran yang baik menuju tuhan atau juga bisa diartikan rahmat
tuhan. Kita bisa mencapai kesempurnaan lahir batin. Jadi Leak adalah ilmu yang
baik walaupun dalam kenyataan prakteknya dilapangan kadang mengalami perubahan,
dimana ilmu ini bisa bersifat buruk bahkan cenderung destruktif. Karena hal ini
dipengaruhi oleh siapa yang mempelajarinya dan apa motifasi yang
melatarbelakangi mereka mempelajarinya.
Leak memiliki tiga tingkatan :
1.
Desti : Yang lumrah dikenal dengan ilmu pangiwa, yang
biasanya digunakan untuk menyakiti orang.
2.
Teluh : Menyebabkan banyak orang terkejut akhirnya
terjatuh sakit. Ilmu ini lebih hebat dari desti yang biasanya berbentuk seperti
celuluk, atau rangda yang berbentuk pengiwa.
3.
Trangjana : Bila dipelajari akan mampu mengetahui sakit
yang diderita oleh orang lain, akan mati ataupun sembuh. Trangjana juga bias disebut
dengan leak sari atau leak nyari. Biasanya ilmu ini digunakan untuk metetulung
tanpa pamrih.
Menyimak dari uraian diatas kalau
kita telusuri lebih jauh ternyata leak merupakan bagian dari ajaran bhairawa,
hal ini dapat kita lihat dalam pemaparan dari R. Goris dalam bukunya berjudul
Sekta-Sekta di Bali.
Disana dijelaskan bahwa Bhirawa adalah suatu
sekta Durga dari “tangan Kiri” (Wama Cakta). Sebagai sebuah kelompok ia sudah
lenyap sama sekali. Namun sebagai sebuah ajaran masih tetap hidup dan ada
sampai sekarang, hal ini dapat kita lihat dalam du aspek yaitu :
1.
Dalam sebuah peristilahan umum telah dimasukkan dalam
sebuah peristilahan teknis dari wamacakta atau tantric kiri.
2.
Pemujaan kuburan dan nenek sihir.
Mengenai istilah seperti misalnya, Candi, Durga, di dalam referensi
sejarah hindu dijawa candi memiliki makna candika atau Durga. Terkait dengan
hal tersebut menurut analisa kami maka ketika para raja di jawa dahulu telah wafat
dan dikubur selalu disebut dengan
istilah dicandikan.
Mengenai pemujaan kuburan dan nenek sihir termasuk leyak leyak,
hantu kuburan dan nenek sihir manusia dalam bentuk lain berkeliaran di tempat
kuburan. Biasanya mereka menampilkan bentuk demonis atau menyeramkan.
Sumber :
1.
Bali Post, Terbit Senin 2 Mei 2005
2.
Sekta-sekta di bali, 1986, R.Goris, Bhratara Karya Aksara Jakarta
Komentar
Posting Komentar